Langsung ke konten utama

The epidemiological characteristics of an outbreak of 2019 novel coronavirus diseases (COVID-19) in China

Karakteristik Epidemiologis dari Wabah Penyakit Coronavirus Novel 2019 (COVID-19) di Cina

Disarikan oleh : Mardiansyah
Bengkulu, 3 Maret 2020


Wabah penyakit coronavirus novel 2019 (COVID-19) di Wuhan, Cina telah menyebar dengan cepat di seluruh negeri. Di sini, kami melaporkan hasil analisis deskriptif eksploratif dari semua kasus yang didiagnosis pada 11 Februari 2020. 

Metode Penelitian : 
Semua kasus COVID-19 yang dilaporkan hingga 11 Februari 2020 diekstraksi dari Sistem Informasi Penyakit Infeksi China. 

Analisisnya meliputi: 
1) ringkasan karakteristik pasien; 
2) pemeriksaan distribusi usia dan rasio jenis kelamin; 
3) perhitungan angka kematian dan kematian kasus; 
4) analisis geo-temporal dari penyebaran virus; 
5) konstruksi kurva epidemiologi; dan 
6) analisis subkelompok. 

Hasil penelitian sebagai berikut :
Sebanyak 72.314 pasien mencatat 44.672 (61,8%) kasus dikonfirmasi, 16.186 (22,4%) kasus yang dicurigai, 10.567 (14,6%) kasus klinis yang didiagnosis (hanya Hubei), dan 889 kasus tanpa gejala (1,2%) kontribusi data untuk analisis. 

Di antara kasus yang dikonfirmasi, sebagian besar berusia 30-79 tahun (86,6%), didiagnosis di Hubei (74,7%), dan dianggap ringan (80,9%). Sebanyak 1.002 kematian terjadi di antara kasus yang dikonfirmasi untuk tingkat fatalitas kasus secara keseluruhan sebesar 2,3%. 

COVID-19 menyebar keluar dari Hubei sekitar Desember 2019 dan pada 11 Februari 2020, 1.386 kabupaten di 31 provinsi terpengaruh. Kurva epidemi timbulnya gejala memuncak pada 23-26 Januari, kemudian mulai menurun hingga 11 Februari. Total 1.716 petugas kesehatan telah terinfeksi dan 5 meninggal (0,3%). 

Kesimpulannya yaitu : 
Epidemi COVID-19 telah menyebar dengan sangat cepat. Hanya butuh 30 hari untuk berekspansi dari Hubei ke seluruh Cina Daratan. Dengan banyak orang yang kembali dari liburan panjang, Cina perlu mempersiapkan kemungkinan rebound epidemi.

Klik dan Baca jurnal berikut...

Sumber Jurnal :  2020 Feb 17;41(2):145-151. doi: 10.3760/cma.j.issn.0254-6450.2020.02.003. 

KATA KUNCI :
2019 Novel Coronavirus; Karakteristik epidemiologis; Kejadian luar biasa


Komentar

  1. Sunver datanyo dr mano??valid kah??dak perlu dibuat catatn kaki yo?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sumber Jurnal : Zhonghua Liu Xing Bing Xue Za Zhi. 2020 Feb 17;41(2):145-151. doi: 10.3760/cma.j.issn.0254-6450.2020.02.003.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAPPING DRONE : WORK FROM HOME (WFH) PRODUKTIF VIA ZOOM MEETING

Ditulis oleh : Mardiansyah Usman Bengkulu, 2 April 2020 Work From Home (WFH) Presiden Jokowi telah meminta segenap masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus corona dan penyakit Covid-19. Salah satu caranya, menurut Jokowi, adalah dengan memulai mengurangi aktivitas di luar rumah. "Saatnya kita kerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah," ujar Jokowi dalam konferensi pers di Istana Bogor. Menurut Jokowi, langkah ini perlu dilakukan agar penanganan Covid-19 bisa dilakukan dengan lebih maksimal. Istilah bekerja dari rumah juga dikenal dengan Work From Home (WFH). (Kompas, 15/3/2020). Apakah itu WFH?  Arti WFH atau bekerja dari rumah. Dalam persepsi yang lain, yaitu konsep dimana karyawan dapat melakukan pekerjaannya dari rumah. Bekerja dari rumah memberikan jam kerja yang fleksibel bagi karyawan dan pekerjaan mereka bisa selesai dengan mudah. Bekerja dari rumah juga sangat membantu untuk memberikan keseimbangan antara duni...

DRONE FOR ENVIRONMENT (Pemanfaatan Drone untuk Pengelolaan Lingkungan)

Ditulis : Mardiansyah Usman Bengkulu, 4 April 2020 Ilmu tidaklah sempurna, sebelum disebarkan dan diamalkan (Hikmat Ramdan, 2020) Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahat.   Kalimat populer tersebut bukanlah hadist, namun merupakan nasehat para salaf (islamedia.id). Ungkapan tersebut menjadi dasar dari ungkapan “ Lifelong learning ” atau pembelajaran seumur hidup. Jika kita mau mengamati, kehidupan di dunia ini seakan tidak pernah sepi dari kegiatan belajar, sejak mulai lahir sampai hidup ini berakhir. Menuntut ilmu tidak kenal hari libur, bisa formal maupun informal, dan tidak mengenal waktu ataupun usia. Siapapun, kapanpun dan dimanapun ilmu pengetahuan akan selalu ada disekitar kita. Perjalanan panjang meraih ilmu pengetahuan juga diiringi dengan pengalaman, maka bersabarlah. Dalam menghadapi kondisi wabah Covid19 di Kuartal I Tahun 2020 ini, kita harus taat pada aturan yang telah disampaikan bahwa dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 2...

DRONES FOR FOOD SECURITY (PEMANFAATAN DRONE UNTUK KETAHANAN PANGAN)

Ditulis oleh : Mardiansyah Usman Bengkulu, 5 April 2020. Ketahanan Pangan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan juga disebutkan bahwa ketahanan pangan nasional dimulai dari ketahanan pangan tingkat rumah tangga. Hal tersebut dapat diartikan bahwa pangan harus dapat diakses dengan mudah bagi rumah tangga. Berdasarkan data dari  The Economist Intelligence Unit  (EIU) pada tahun 2014 hingga 2018, Indeks Ketahanan Pangan di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pada tahun 2014 mencapai 46,5 indeks dan di tahun 2018 mencapai 54,8 indeks. Indeks ketahanan pangan di Indonesia terlihat membaik sepanjang tahun 2014 hingga 2018. Selain itu, sepanjang tahun 2014 sampai 2018 indeks ketahanan pangan secara global menurut data dari Global Food Security Index (GFSI) Indonesia berada pada peringkat ke 65 dunia dan peringkat ke-5 di ASEAN. Penilaian indeks ketahanan pangan terdiri dari empat aspek : Pertama,  affordability  te...