Review Journal : Relationship Between Fire and Forest Cover Loss in Riau Province, Indonesia Between 2001 and 2012
Oleh : MARDIANSYAH/ E2A018034;
MUHAMMAD MUSTOFA ROMDHON, Dr., S.P, M.Si
EKONOMI SDA / REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
Judul
|
Relationship Between Fire and Forest Cover Loss in Riau
Province, Indonesia Between 2001 and 2012
Hubungan Antara Kebakaran dan Kehilangan Tutupan Hutan di
Provinsi Riau, Indonesia Antara tahun 2001 dan 2012
|
Jurnal
|
|
Volume
|
Forests
2019, 10, 889; doi:10.3390/f10100889
|
Tahun
|
2019
|
Penulis
|
H. A. Adrianto
1,2,* , D. V. Spracklen 1 and S. R. Arnold 1
1 School of
Earth and Environment, University of Leeds, LS2 9JT Leeds, UK;
D.V.Spracklen@leeds.ac.uk (D.V.S.); s.arnold@leeds.ac.uk (S.R.A.)
2 Computer
Science Department, IPB University, Bogor 16680, Indonesia
*
Correspondence: eehaa@leeds.ac.uk
|
Reviewer
|
Mardiansyah
|
Tanggal
|
25/11/2019
|
Tujuan Penelitian
|
Penelitian
ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis hubungan
antara kebakaran dan kehilangan penutupan hutan pada waktu tahun 2001 dan
2012.
|
Metode Penelitian
|
Penelitian dilakukan dengan
menggunakan metode kuantitatif. Dengan menggunakan data titik api (hotspot)
dan kehilangan tutupan pohon, serta informasi tentang luas gambut lahan,
kawasan lindung, dan konsesi untuk mengeksplorasi hubungan spasial dan
temporal antara hutan, hilangnya hutan, dan frekuensi kebakaran. Lokasi
penelitian berada di Provinsi Riau di bagian tengan Sumata, salah satu yang
paling banyak wilayah aktif kebakaran di Indonesia. Data
yang digunakan dalam penelitian yaitu data titik api dan kehilangan tutupan
pohon, serta informasi tentang luas gambut tanah, kawasan lindung, dan area
konsesi serat kayu, penebangan, dan perkebunan kelapa sawit. Lahan gambut,
area konsesi, dan luasan kawasan lindung pada 2010 berasal dari World
Resources Institute dan diakses melalui Global Forest Watch (http://data.globalforestwatch.org/datasets).
Area Konsesi termasuk konsesi perkebunan kelapa sawit, perkebunan pupl &
paper, dan konsesi penebangan di hutan alam. Penggunaan lahan pada wilayah di
luar konsesi dan kawasan lindung, didefinisikan sebagai "Lainnya" ini
dinyatakan sebagai Area Penggunaan Lainnya (APL).
|
Hasil dan Pembahasan
|
Kebakaran
hutan dan lahan gambut terjadi secara teratur di seluruh Indonesia,
menghasilkan rumah kaca yang besar emisi gas dan menyebabkan masalah utama
kualitas udara. Selama beberapa dekade terakhir, Indonesia juga mengalami
kehilangan hutan yang luas dan konversi hutan alam menjadi perkebunan kelapa sawit
dan hutan tanaman industri. Dalam penelitian ini penulis menggunakan data
hotspot kebakaran dan kehilangan tutupan pohon, serta informasi tentang luas
gambut, lahan, kawasan lindung, dan konsesi untuk mengeksplorasi hubungan
spasial dan temporal antara hutan, hilangnya hutan, dan frekuensi kebakaran. Lokasi
penelitian dilakukan di Provinsi Riau di Sumatra Bagian Tengah, salah satu daerah
yang paling banyak daerah aktif kebakaran di Indonesia.
Dalam
peneltian ini ditemukan hubungan yang kuat antara hilangnya hutan dan
kebakaran di skala lokal. Daerah dengan kehilangan hutan mengalami enam kali
lebih banyak titik api dibandingkan dengan daerah tanpa kehilangan hutan.
Kehilangan hutan dan frekuensi kebakaran maksimum terjadi pada tahun yang
sama, atau satu terpisah tahun, dalam 70% dari 1 km sel-sel mengalami
kehilangan dan kebakaran hutan.
Frekuensi
kebakaran tadinya lebih rendah baik sebelum dan sesudah hilangnya hutan,
menunjukkan bahwa sebagian besar kebakaran terkait dengan proses hilangnya
hutan. Pada tanah gambut, frekuensi kebakaran adalah faktor 10 hingga 100
lebih rendah di kawasan lindung dan alami konsesi penebangan hutan
dibandingkan dengan konsesi kelapa sawit dan serat kayu (kayu). Berusahalah
untuk mengurangi kebakaran untuk mengatasi peran mendasar dari penggunaan
lahan dan perubahan tutupan lahan dalam terjadinya dari api.
Peningkatan
dukungan untuk kawasan lindung dan konsesi penebangan hutan alam dan
restorasi lahan gambut yang terdegradasi dapat mengurangi risiko kebakaran di
masa depan. Selama masa risiko kebakaran tinggi, penindasan kebakaran sumber
daya harus ditargetkan ke daerah yang mengalami kehilangan hutan baru-baru
ini, seperti daerah ini kemungkinan besar akan mengalami kebakaran.
|
Komentar
Posting Komentar