Langsung ke konten utama

ABU BAKAR CHEKMAT YANG “MEMBARA” (The Ranger is not Dangerous but must be Visioner)


Image may contain: 2 people, including Mardiansyah Usman, people standing


ABU BAKAR CHEKMAT YANG “MEMBARA”
(The Ranger is not Dangerous but must be Visioner)

Kesan pertama kali terhadap sosok Pak ABC sekilas terlihat pendiam, tidak suka humor dan tidak bersahabat. Pertama kali beliau datang di Bengkulu, kami lihat rekam jejaknya banyak pengalaman dibidang KSDAE dan RLPS. Visi dan Misi beliau membangun BKSDA Bengkulu yang menurut beliau masih “tidur” untuk segera bangun, bergerak, berjalan, dan berlari agar menjadi BKSDA Bengkulu menjadi lebih baik dan yang TERBAIK.

Selama 2 tahun kepemimpinan beliau, saya secara pribadi “diwajibkan” belajar banyak untuk mendapat ilmu pengetahuan dan pengalaman di lapangan dalam pengelolaan kawasan konservasi lingkup KSDAE.

Di tahun 2016 saya bertugas Resort Taba Penanjung & Kepahiang yang memiliki pengelolaan kawasan di CA Pagar Gunung 1-5, TWA Bukit Kaba Kab. Kepahiang dan CA Taba Penanjung 1 dan 2 di Kabupaten Bengkulu Tengah. Disana kami menyelesaikan proses hukum bersama Polres, Kajari, dan Pemda Kepahiang serta masyarakat sekitar terhadap kegiatan perambahan terorganisir oleh an SUDIRMAN pemain besar “tokeh” perambahan di TWA Bukit Kaba Desa Bukit Menyan. Kemudian kami menyelesaikan permasalahan penggunaan bangunan non prosedural yaitu Tower GMS 3 dan Tower PT. Telkom yang berada di dalam kawasan TWA Bukit Kaba. Berlanjut dengan pendataan awal keterlanjuran terhadap perambahan di Kab. Kepahiang yang lebih dari 1.000 orang pemilik lahan pertanian (perambahan) sayur dan kopi di dalam kawasan TWA Bukit Kaba.

Berbeda di tahun 2017, kami diberi tatangan di Resort Danau Dusun Besar dalam kegiatan Evaluasi Kesesuain Fungsi di TWA Pantai Panjang & Pulau Baai dan CA Danau Dusun Besar. Merintis Resort Danau Dusun Besar kembali eksis menjadi tantangan dan peluang bagi kami berkarya. Pengelolaan CA Danau Dusun Besar dengan nilai METT tertinggi yaitu 75% bersama CA & CAL Krakatau. Peredaran TSL khususnya Anggrek Pensil bisa ditekan dan bersama UNIB telah dikerjasamakan dalam pengembangannya. Beliau tetap mengingatkan agar kami konsisten dalam menjalankan amanah terhadap fungsi pokok kawasan konservasi sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Di Tahun 2018, lebih bervariasi belajar dari lapangan tentang CARA BARU PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI yang dipesankan oleh Bapak Dirjen KSDAE. Pengelolaan berbasis masyarakat di kawasan hutan konservasi dengan cara pengembangan pariwisata alam di TWA Pantai Panjang.

Hingga kemudian membawa kami berpetualang ke Pulau Enggano dalam rangkaian pengelolaan Resort Kahyapu, KPHK Enggano yaitu EKF TB Gunung Nanu’ua dan CA Kioyo I & II dalam bentuk kontribusi sektor kehutanan terhadap program pemerintah dalam mensukseskan Wonderfull Bengkulu 2020 khususnya di Pulau Enggano sebagai destinasi wisata alam.

Kami memeriksa kondisi TWA Seblat yang berbatasan langsung dengan HPK Seblat, yang tepatnya diaerah Pal TWA 92 dihari minggu, menyebrang sungai seblat. Dari situlah beliau membuat testimoni “mengikuti jejak Kepala Resort menelusuri pal batas”.

Pak ABC memberikan kesempatan berdiskusi dan bertemu langsung dengan Bapak Dirjen KSDAE KLHK yang merupakan kesempatan yang jarang terjadi bagi petugas resort bertemu langsung dengan Bapak Dirjen KSDAE di ruang kerjanya.

Banyak kenangan, ilmu dan pengalaman berharga bagi kami pribadi yang didapat dari “gaya” dari kepemimpinan Beliau di BKSDA Bengkulu. Kini diakhir purna tugasnya, kami mengucapkan terimakasih banyak atas bimbingan dan pengalamannya. Kami mohon maaf atas khilafan dan kesalahan yang diperbuat, tetap berkarya Pak ABC. Salam hangat kami untuk keluarga tercinta. Tetap ingat kepada kami.

Salah satu pepatah yang sering didengar, tak kenanl maka tak sayang. Kesan diakhir tugasnya terhadap sosok Pak ABC sekilas sangat terbuka, humoris dan bersahabat. Setiap hari beliau selalu mengingatkan dan membakar semangat jiwa konservasi kami agar selalu menyala dan membara. Salam hormat kami.

Salam YA’UWAIKA
Mardiansyah, SP
Kepala Resort Kahyapu Enggano

Dipublikasikan di 
Buku Konservasi untuk Pembangunan  (Sebuah catatan kecil dari lapangan) oleh Ir. Abu Bakar. download disini...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAPPING DRONE : WORK FROM HOME (WFH) PRODUKTIF VIA ZOOM MEETING

Ditulis oleh : Mardiansyah Usman Bengkulu, 2 April 2020 Work From Home (WFH) Presiden Jokowi telah meminta segenap masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus corona dan penyakit Covid-19. Salah satu caranya, menurut Jokowi, adalah dengan memulai mengurangi aktivitas di luar rumah. "Saatnya kita kerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah," ujar Jokowi dalam konferensi pers di Istana Bogor. Menurut Jokowi, langkah ini perlu dilakukan agar penanganan Covid-19 bisa dilakukan dengan lebih maksimal. Istilah bekerja dari rumah juga dikenal dengan Work From Home (WFH). (Kompas, 15/3/2020). Apakah itu WFH?  Arti WFH atau bekerja dari rumah. Dalam persepsi yang lain, yaitu konsep dimana karyawan dapat melakukan pekerjaannya dari rumah. Bekerja dari rumah memberikan jam kerja yang fleksibel bagi karyawan dan pekerjaan mereka bisa selesai dengan mudah. Bekerja dari rumah juga sangat membantu untuk memberikan keseimbangan antara duni...

DRONE FOR ENVIRONMENT (Pemanfaatan Drone untuk Pengelolaan Lingkungan)

Ditulis : Mardiansyah Usman Bengkulu, 4 April 2020 Ilmu tidaklah sempurna, sebelum disebarkan dan diamalkan (Hikmat Ramdan, 2020) Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahat.   Kalimat populer tersebut bukanlah hadist, namun merupakan nasehat para salaf (islamedia.id). Ungkapan tersebut menjadi dasar dari ungkapan “ Lifelong learning ” atau pembelajaran seumur hidup. Jika kita mau mengamati, kehidupan di dunia ini seakan tidak pernah sepi dari kegiatan belajar, sejak mulai lahir sampai hidup ini berakhir. Menuntut ilmu tidak kenal hari libur, bisa formal maupun informal, dan tidak mengenal waktu ataupun usia. Siapapun, kapanpun dan dimanapun ilmu pengetahuan akan selalu ada disekitar kita. Perjalanan panjang meraih ilmu pengetahuan juga diiringi dengan pengalaman, maka bersabarlah. Dalam menghadapi kondisi wabah Covid19 di Kuartal I Tahun 2020 ini, kita harus taat pada aturan yang telah disampaikan bahwa dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 2...

DRONES FOR FOOD SECURITY (PEMANFAATAN DRONE UNTUK KETAHANAN PANGAN)

Ditulis oleh : Mardiansyah Usman Bengkulu, 5 April 2020. Ketahanan Pangan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan juga disebutkan bahwa ketahanan pangan nasional dimulai dari ketahanan pangan tingkat rumah tangga. Hal tersebut dapat diartikan bahwa pangan harus dapat diakses dengan mudah bagi rumah tangga. Berdasarkan data dari  The Economist Intelligence Unit  (EIU) pada tahun 2014 hingga 2018, Indeks Ketahanan Pangan di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pada tahun 2014 mencapai 46,5 indeks dan di tahun 2018 mencapai 54,8 indeks. Indeks ketahanan pangan di Indonesia terlihat membaik sepanjang tahun 2014 hingga 2018. Selain itu, sepanjang tahun 2014 sampai 2018 indeks ketahanan pangan secara global menurut data dari Global Food Security Index (GFSI) Indonesia berada pada peringkat ke 65 dunia dan peringkat ke-5 di ASEAN. Penilaian indeks ketahanan pangan terdiri dari empat aspek : Pertama,  affordability  te...