Langsung ke konten utama

PENTINGNYA APLIKASI GPS DI BIDANG KEHUTANAN


Image result for gps
PENTINGNYA APLIKASI GPS DI BIDANG KEHUTANAN*




PENDAHULUAN
Dahulu dikatakan bahwa "aplikasi GPS hanya terbatas pada imajinasi orang-orang". Sejak pertama kali GPS diperkenalkan, posisinya yang dominan dalam bidang navigasi dan pemosisian telah sepenuhnya dibuktikan. Dalam berbagai ranah umum, kehadiran GPS telah membawa pada perubahan revolusioner. Siapapun pengguna yang membutuhkan layanan navigasi atau pemosisian tertarik pada GPS dengan presisi tinggi, keandalan di segala iklim, jangkauan global, kenyamanan, fleksibilitas, kualitas tinggi dan biaya yang murah. Aplikasi GPS di Cina telah berkembang dengan berbagai lompatan dan melewati batasan. Hanya dalam beberapa tahun, aplikasi teknologi GPS di Cina telah menyebar dengan pesat dari hanya segelintir organisasi riset keilmuan dan satuan militer hingga berbagai ranah publik. Penggunaan GPS yang meluas telah mengubah cara orang bekerja, meningkatkan produktivitas mereka, dan memberi keuntungan ekonomi yang luar biasa.
GPS  (Global Positioning System) adalah sistem untuk menentukan posisi di permukaan bumi dengan bantuan sinkronisasi sinyal satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah, dan waktu. Sistem yang serupa dengan GPS antara lain GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India.
Sistem ini dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dengan nama lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (kesalahan umum adalah bahwa NAVSTAR adalah sebuah singkatan, ini adalah salah, NAVSTAR adalah nama yang diberikan oleh John Walsh, seorang penentu kebijakan penting dalam program GPS).  Kumpulan satelit ini diurus oleh 50th Space Wing Angkatan Udara Amerika Serikat. Biaya perawatan sistem ini sekitar US$750 juta per tahun, termasuk penggantian satelit lama, serta riset dan pengembangan.

BAGIAN-BAGIAN GPS
Sistem ini menggunakan sejumlah satelit yang berada di orbit bumi, yang memancarkan sinyalnya ke bumi dan ditangkap oleh sebuah alat penerima. Ada tiga bagian penting dari sistim ini, yaitu bagian kontrol, bagian angkasa, dan bagian pengguna.
1.      Bagian Kontrol
Seperti namanya, bagian ini untuk mengontrol. Setiap satelit dapat berada sedikit diluar orbit, sehingga bagian ini melacak orbit satelit, lokasi, ketinggian, dan kecepatan. Sinyal-sinyal sari satelit diterima oleh bagian kontrol, dikoreksi, dan dikirimkan kembali ke satelit. Koreksi data lokasi yang tepat dari satelit ini disebut dengan data ephemeris, yang nantinya akan di kirimkan kepada alat navigasi kita.
2.      Bagian Angkasa
Bagian ini terdiri dari kumpulan satelit-satelit yang berada di orbit bumi, sekitar 12.000 mil diatas permukaan bumi. Kumpulan satelit-satelit ini diatur sedemikian rupa sehingga alat navigasi setiap saat dapat menerima paling sedikit sinyal dari empat buah satelit. Sinyal satelit ini dapat melewati awan, kaca, atau plastik, tetapi tidak dapat melewati gedung atau gunung. Satelit mempunyai jam atom, dan juga akan memancarkan informasi ‘waktu/jam’ ini. Data ini dipancarkan dengan kode ‘pseudo-random’. Masing-masing satelit memiliki kodenya sendiri-sendiri. Nomor kode ini biasanya akan ditampilkan di alat navigasi, maka kita bisa melakukan identifikasi sinyal satelit yang sedang diterima alat tersebut. Data ini berguna bagi alat navigasi untuk mengukur jarak antara alat navigasi dengan satelit, yang akan digunakan untuk mengukur koordinat lokasi. Kekuatan sinyal satelit juga akan membantu alat dalam penghitungan. Kekuatan sinyal ini lebih dipengaruhi oleh lokasi satelit, sebuah alat akan menerima sinyal lebih kuat dari satelit yang berada tepat diatasnya (bayangkan lokasi satelit seperti posisi matahari ketika jam 12 siang) dibandingkan dengan satelit yang berada di garis cakrawala (bayangkan lokasi satelit seperti posisi matahari terbenam/terbit).

Ada dua jenis gelombang yang saat ini dipakai untuk alat navigasi berbasis satelit pada umumnya, yang pertama lebih dikenal dengan sebutan L1 pada 1575.42 MHz. Sinyal L1 ini yang akan diterima oleh alat navigasi. Satelit juga mengeluarkan gelombang L2 pada frekuensi 1227.6 Mhz. Gelombang L2 ini digunakan untuk tujuan militer dan bukan untuk umum.
3.      Bagian Pengguna
Bagian ini terdiri dari alat navigasi yang digunakan. Satelit akan memancarkan data almanak dan ephemeris yang akan diterima oleh alat navigasi secara teratur. Data almanak berisikan perkiraan lokasi (approximate location) satelit yang dipancarkan terus menerus oleh satelit. Data ephemeris dipancarkan oleh satelit, dan valid untuk sekitar 4-6 jam. Untuk menunjukkan koordinat sebuah titik (dua dimensi), alat navigasi memerlukan paling sedikit sinyal dari 3 buah satelit. Untuk menunjukkan data ketinggian sebuah titik (tiga dimensi), diperlukan tambahan sinyal dari 1 buah satelit lagi.

Dari sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh kumpulan satelit tersebut, alat navigasi akan melakukan perhitungan-perhitungan, dan hasil akhirnya adalah koordinat posisi alat tersebut. Makin banyak jumlah sinyal satelit yang diterima oleh sebuah alat, akan membuat alat tersebut menghitung koordinat posisinya dengan lebih tepat.


Penjelasan sinyal satelit terhadap kondisi geografi
Penjelasan tampilan layar GPS tentang sinyal satelit

Karena alat navigasi ini bergantung penuh pada satelit, maka sinyal satelit menjadi sangat penting. Alat navigasi berbasis satelit ini tidak dapat bekerja maksimal ketika ada gangguan pada sinyal satelit. Ada banyak hal yang dapat mengurangi kekuatan sinyal satelit:
·         Kondisi geografis, seperti yang diterangkan diatas. Selama kita masih dapat melihat langit yang cukup luas, alat ini masih dapat berfungsi.
·         Hutan. Makin lebat hutannya, maka makin berkurang sinyal yang dapat diterima.
·         Air. Jangan berharap dapat menggunakan alat ini ketika menyelam.
·         Kaca film mobil, terutama yang mengandung metal.
·         Alat-alat elektronik yang dapat mengeluarkan gelombang elektromagnetik.
·         Gedung-gedung. Tidak hanya ketika didalam gedung, berada diantara 2 buah gedung tinggi juga akan menyebabkan efek seperti berada di dalam lembah.
·         Sinyal yang memantul, misal bila berada diantara gedung-gedung tinggi, dapat mengacaukan perhitungan alat navigasi sehingga alat navigasi dapat menunjukkan posisi yang salah atau tidak akurat.

TIPE GPS
Berdasarkan ketelitian yang diperoleh, reciver GPS terdiri dari tiga tipe, yaitu :
1.      Tipe Navigasi, digunakan untuk alat navigasi atau pengukuran-pengukuran ang tidak membutuhkan ketelitian tinggi, biasanya level kesalahan < 10 meter. Contoh : Garmin Nuvi 750.
2.      Tipe Survey (single frekuensi), biasanya digunakan untuk pemetaan denganntingkat kesalahan  <1 meter, yang membedakan dengan tipe navigasi adalah tipe ini dapat digunakan untuk menentukan posisi secara diferensial. Contoh : Garmin 178cSounder.
3.      Tipe Geodetik (dual frekuensi), GPS tipe ini memiliki tingkat ketelitian yang tinggi dengan tingkat kesalahan di bawah 1 cm. Biasa digunakan untuk mengukur pergerakan tanah. Ketelitian milimeter dapat dengan metoda deferensial. Contoh : Garmin GPSmap 546s.

KEGUNAAN GPS
Beberapa kegunaan GPS antara lain, yaitu :
a.      Bidang Militer
GPS digunakan untuk keperluan perang, seperti menuntun arah bom, atau mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini maka kita bisa mengetahui mana teman mana lawan untuk menghindari salah target, ataupun menetukan pergerakan pasukan.
b.      Navigasi
GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa jenis kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu nivigasi, dengan menambahkan peta, maka bisa digunakan untuk memandu pengendara, sehingga pengendara bisa mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
c.       Pemantau gempa
Bahkan saat ini, GPS dengan ketelitian tinggi bisa digunakan untuk memantau pergerakan tanah, yang ordenya hanya mm dalam setahun. Pemantauan pergerakan tanah berguna untuk memperkirakan terjadinya gempa, baik pergerakan vulkanik ataupun tektonik.
d.      Survei dan Pengukuran  dan GIS
Untuk keperluan Sistem Informasi Geografis, GPS sering juga diikutsertakan dalam pembuatan peta, seperti mengukur jarak perbatasan, ataupun sebagai referensi pengukuran. Dalam bidang survei dan pemetaan, teknologi GPS telah digunakan secara luas dalam survei  geodesi, penjelajahan sumber daya, gerakan krustal, kadastral dan bidang lainnya. Teknologi ini menggunakan pemosisian kinematik waktu nyata (RTK) untuk mencapai pemrosesan waktu nyata dari dua stasiun observasi fase pembawa, dengan presisi mencapai level sentimeter. Teknologi GPS secara nyata telah memberikan keuntungan: akurasi tinggi, mudah dioperasikan, perangkat praktis, mudah dibawa-bawa, pengoperasian 24 jam untuk segala iklim; tidak diperlukan untuk garis pandang antara titik observasi; pengukuran integrasikan di bawah sistem koordinat WGS84; informasi secara otomatis diterima dan disimpan, sehingga mengurangi kebutuhan proses kerja yang membosankan.
e.       Transportasi
Penerbangan : Dalam penerbangan umum, pilot dapat menyesuaikan pesawat dengan jalur terbang secara akurat melalui alat penerima GPS, dan memungkinkan pesawat berhenti dalam mode solid, meningkatkan pemanfaatan bandara serta membantu pendekatan dan keberangkatan pesawat secara aman.
Navigasi: Sekarang ini, sulit sekali membayangkan sebuah kapal tidak dilengkapi dengan sistem dan alat navigasi GPS. Aplikasi kelautan telah benar-benar menjadi kalangan pengguna terbesar aplikasi navigasi GPS. Hal ini tidak sejalan dengan domain aplikasi lainnya. GPS digunakan untuk navigasi otomatis, pengaturan dan panduan pengelolaan pelabuhan, manajemen rute navigasi serta pengawasan dan pemantauan.
Terestrial : GPS telah memainkan peran penting dalam navigasi kendaraan. Perangkat yang terpasang memperoleh informasi posisi yang akurat melalui GPS. Jika dipadukan dengan peta elektronik dan kondisi trafik waktu nyata, jalur optimal dapat diplotkan secara otomatis, yang dapat digunakan untuk navigasi kendaraan otomatis, sehingga membantu mengurangi pemakaian energi dan menghemat biaya.
f.        Sistem pelacakan kendaraan
Kegunaan lain GPS adalah sebagai pelacak kendaraan, dengan bamtuan GPS pemilik kendaraan/pengelola armada bisa mengetahui ada dimana saja kendaraannya/aset bergeraknya berada saat ini.
g.      Operasi Penyelamatan Darurat
Penggunaan teknologi pemosisian GPS membantu keadaan kebakaran darurat, pengiriman ambulan dan polisi, dan meningkatkan waktu respons departemen manajemen darurat untuk berbagai kejadian seperti kebakaran, tindak kejahatan, kecelakaan lalulintas, kemacetan lalulintas, dan situasi darurat lainnya. Kendaraan khusus (seperti mobil berlapis baja), dll., seketika itu juga diberi peringatan atas segala kejadian tak terduga, sehingga membantu meminimalkan kerugian. Dengan bantuan GPS, petugas penyelamatan dapat menjalankan misi pencarian dan penyelamatan di lokasi yang tidak dapat diakses dengan kondisi yang sangat buruk, misalnya, laut, gunung dan padang pasir. Kapal nelayan yang dilengkapi alat GPS dapat dengan cepat mengidentifikasi lokasi mereka dan melaporkannya ke polisi, sehingga penyelamatan dapat dilakukan lebih cepat dan tepat waktu.
h.      Pertanian
Saat ini, negara-negara berkembang telah mulai memanfaatkan teknologi GPS dalam bidang produksi pertanian. Disebut dengan "pertanian presisi." Dengan metode ini, penggunaan GPS untuk memperoleh informasi pemosisian lahan pertanian, termasuk memantau hasil panen, mengumpulkan sampel tanah, dan sebagainya. Sistem komputer menganalisis, memroses data, dan membuat keputusan melalui pendekatan manajemen untuk lahan pertanian. Informasi status hasil panen dan tanah diintegrasikan ke dalam alat GPS yang dipasang pada alat penyiram, yang akan digunakan untuk melakukan pemupukan presisi dan penyemprotan pestisida. Melalui penerapan pertanian presisi, biaya produksi pertanian dapat berkurang, limbah material dapat dihindarkan, dan polusi lingkungan karena pupuk dan insektisida menjadi minim.
i.        Hiburan
Dengan miniaturisasi yang terus menerus pada unit penerima GPS dan harganya yang kian menurun, GPS secara berangsur-angsur telah menembus kehidupan sehari-hari kita, dan telah menjadi teman yang hebat bagi para pelancong dan petualang. Dengan GPS, siapapun yang asing dengan suatu lokasi tertentu dapat mencari target lokasi di suatu kota dengan cepat dan menentukan rute navigasi terbaik. Pemanjat gunung yang dilengkapi dengan unit penerima GPS dapat dengan cepat mencari lokasi kemah yang sesuai tanpa harus khawatir tersesat. Bahkan ada beberapa permainan video berteknologi mutakhir yang menggunakan teknologi simulasi GPS.

APLIKASI GPS BAGI POLISI KEHUTANAN
Dalam menjalankan tugasnya pokok, fungsi dan wewenangnya Polisi Kehutanan sangat membutuhkan ketelitian, praktis dan efisiensi. Sudah layaknya dilengkapi dengan peralatan sepeti GPS. Berikut ini beberapa contoh kegiatan Polhut yang memanfaatkan fasilitas alat GPS dalam pelaksanaannya :
1.      Patroli Pengamanan dan Pelindungan Hutan (PAMLINHUT) di dalam kawasan konservasi dan perairan. GPS dapat menyimpan ribuan titik korrdinat tergantung sistem memori penyimpannya. Dalam kegiatan patroli jika ditemukan lokasi perambahan, lokasi pencurian dan pembalakan kayu, lokasi perburuan satwa liar, lokasi pos jaga PAMLINHUT. Yang terpenting dalam patroli adalah pengambilan titik koordinat di Tempat Kejadian Perkara (TKP) karena hal ini sangat menentukan locus delicticus dalam suatu perkara Tindak Pidana Kehutanan. Apakah TKP tersebut berada di dalam atau di luar kawasan hutan. Terlebih lagi, jika lokasi tersebut berdekatan dengan pemukiman masyarakat dan tentunya tanda-tanda batas di lapangan harus terpelihara dan jelas.
2.      Patroli Peredaran TSL
Bukan menjadi hal baru, jika peredaran dan perdagangan TSL yang masuk dalam kategori di lindungi tetap terjadi sampai saat ini. Contohnya pada Harimau dan Gajah  Sumatra yang sering diburu, bagian tubuhnya diperdagangkan. Kita dapat memetakan spot-spot daerah rawan perburuan dan perdagangan TSL dari hasil GPS tersebut.
3.      Intelijen dan Operasi
Sebelum dilakukannya suatu kegiatan operasi, sangat penting dikumpulkan data pendukung/ prakondisi. Dalam hal ini dari sisi intelijen, sangat memerlukan data-data tersebut untuk memetakan kekuatan, rute perjalanan dan posisi yang potensial dalam pelaksanaan operasi nantinya. Sehingga sasaran dan target yang direncanakan dapat berhasil dengan baik.
4.      Groundcheck Hotspot Kebarakan Hutan
Saat ini di Kementrian Kehutanan memiliki alat pemantau kebakaran hutan dan lahan menggunakan AVHRR-NOAA yaitu melalui pengamatan hotspot. Hotspot merupakan titik panas dipermukaan bumi, dimana titik tersebut merupakan indikasi adanya kebakran hutan dan lahan. Menurut LAPAN 2004, Hotspot atau titik panas adalah parameter yang diturunkan dari data satelit dan diindikasikan sebagai lokasi kebarakan hutan dan lahan. Data hotspot yang diperoleh dari satelit perlu dicek dilapangan untuk mengetahui kondisi kondisi hotspot sebenarnya (Ground Check). Data hotspot tersebut bisa di upload ke GPS, untuk kemudian mempermudah user/ Polhut atau PEH yang melakukan pengecekan di lapangan.
5.      Riset Kehutanan
Berbagai jenis flora dan fauna yang ada di Indonesia sangat membutuhkan aplikasi GPS dan perangkat penunjang lainnya dalam dilakukannya penelitian
6.      Rehabilitasi dan Restorasi Kawasan Hutan
Dalam kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan yang dilakukan oleh Kemenhut aplikasi GPS sangat berperan penting. Salah satunya dalam penentuan lokasi-lokasi dan bahan kegiatan program dan monitoring.

KESIMPULAN
Teknologi Informasi mengalami perkembangan yang cukup pesat dan menawarkan pilihan-pilihan yang menarik. GPS yang dulunya hanya sebatas impian sekarang sudah mengalami lompatan yang revoluasioner. Dari cara pemetaan manual yang dibuat oleh para penjelajah, telah membuka mata kita betapa dekatnya dan banyak sekali informasi yang kita dapat dengan GPS pemetaan sudah lebih teliti dan akurat. Aplikasi GPS yang hampir mencakup seluruh aspek dan bidang pekerjaan masa kini. Mulanya hanya sebatas bidang keilmuan tertentu dan militer, namun sekarang sudah menjandi konsumsi publik. Tidak menutup kemungkinan bahwa di masa depan aplikasi GPS semakin canggih dan menarik. Kita sebagai user jangan sampai ‘gaptek’ dalam perkembangan Informasi Teknologi masa kini.

Semoga Bermanfaat...
Salam...

*Disadur kembali dari berbagai sumber
Oleh : Mardiansyah**


**Polhut Pelaksana Balai KSDA Bengkulu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAPPING DRONE : WORK FROM HOME (WFH) PRODUKTIF VIA ZOOM MEETING

Ditulis oleh : Mardiansyah Usman Bengkulu, 2 April 2020 Work From Home (WFH) Presiden Jokowi telah meminta segenap masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus corona dan penyakit Covid-19. Salah satu caranya, menurut Jokowi, adalah dengan memulai mengurangi aktivitas di luar rumah. "Saatnya kita kerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah," ujar Jokowi dalam konferensi pers di Istana Bogor. Menurut Jokowi, langkah ini perlu dilakukan agar penanganan Covid-19 bisa dilakukan dengan lebih maksimal. Istilah bekerja dari rumah juga dikenal dengan Work From Home (WFH). (Kompas, 15/3/2020). Apakah itu WFH?  Arti WFH atau bekerja dari rumah. Dalam persepsi yang lain, yaitu konsep dimana karyawan dapat melakukan pekerjaannya dari rumah. Bekerja dari rumah memberikan jam kerja yang fleksibel bagi karyawan dan pekerjaan mereka bisa selesai dengan mudah. Bekerja dari rumah juga sangat membantu untuk memberikan keseimbangan antara duni...

DRONE FOR ENVIRONMENT (Pemanfaatan Drone untuk Pengelolaan Lingkungan)

Ditulis : Mardiansyah Usman Bengkulu, 4 April 2020 Ilmu tidaklah sempurna, sebelum disebarkan dan diamalkan (Hikmat Ramdan, 2020) Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahat.   Kalimat populer tersebut bukanlah hadist, namun merupakan nasehat para salaf (islamedia.id). Ungkapan tersebut menjadi dasar dari ungkapan “ Lifelong learning ” atau pembelajaran seumur hidup. Jika kita mau mengamati, kehidupan di dunia ini seakan tidak pernah sepi dari kegiatan belajar, sejak mulai lahir sampai hidup ini berakhir. Menuntut ilmu tidak kenal hari libur, bisa formal maupun informal, dan tidak mengenal waktu ataupun usia. Siapapun, kapanpun dan dimanapun ilmu pengetahuan akan selalu ada disekitar kita. Perjalanan panjang meraih ilmu pengetahuan juga diiringi dengan pengalaman, maka bersabarlah. Dalam menghadapi kondisi wabah Covid19 di Kuartal I Tahun 2020 ini, kita harus taat pada aturan yang telah disampaikan bahwa dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 2...

DRONES FOR FOOD SECURITY (PEMANFAATAN DRONE UNTUK KETAHANAN PANGAN)

Ditulis oleh : Mardiansyah Usman Bengkulu, 5 April 2020. Ketahanan Pangan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan juga disebutkan bahwa ketahanan pangan nasional dimulai dari ketahanan pangan tingkat rumah tangga. Hal tersebut dapat diartikan bahwa pangan harus dapat diakses dengan mudah bagi rumah tangga. Berdasarkan data dari  The Economist Intelligence Unit  (EIU) pada tahun 2014 hingga 2018, Indeks Ketahanan Pangan di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pada tahun 2014 mencapai 46,5 indeks dan di tahun 2018 mencapai 54,8 indeks. Indeks ketahanan pangan di Indonesia terlihat membaik sepanjang tahun 2014 hingga 2018. Selain itu, sepanjang tahun 2014 sampai 2018 indeks ketahanan pangan secara global menurut data dari Global Food Security Index (GFSI) Indonesia berada pada peringkat ke 65 dunia dan peringkat ke-5 di ASEAN. Penilaian indeks ketahanan pangan terdiri dari empat aspek : Pertama,  affordability  te...