Langsung ke konten utama

Secarik Catatan Kunjungan Perdana Menteri Kehutanan KIB II
di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

Image result for zulkifli hasan di twnc
Sejak dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama 34 menteri Kabinet Indonesia Bersatu II dan tiga pejabat setingkat menteri di Istana Negara pada Kamis 22/10/2009 adalah kali pertama bagi Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, S.E, M.M melaksanakan rangkaian lawatannya di Provinsi Lampung. Hari Jumat pagi yang cerah di Prov. Lampung, tanggal 6/11/2009 beliau merupakan putra daerah dari Kalianda Kab. Lampung Selatan, Prov. Lampung dan rombongan meninjau secara langsung ke lokasi restorasi eks. Lahan perambahan seluas 6.000 Ha di kawasan Taman Nasional Way Kambas (TNWK).
Wisata Tambling-TNBBS. Setelah melakukan penanaman dan beberapa kegiatan di TNWK, sekitar pukul 14.30 WIB Menhut dan rombongan dengan menggunakan Hellikopter Superpuma berangkat menuju ke kawasan paling ujung disebelah selatan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), setelah sempat melihat kondisi hutan dikawasan lampung, khususnya TNBBS. Tampang Belimbing yang dikenal Tambling, adalah kawasan yang dikelola pihak swasta dalam hal ini PT. Adhiniaga Kreasinusa. Berdasarkan SK. Menhut No. 294/Menhut-II/2007, tanggal 28 Agustus 2007 kawasan Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) seluas 100 Ha. Kawasan IPPA tersebut meliputi Tanjung Belimbing (78 Ha), Danau Menjukut (9 Ha), Blubuk (8 Ha) dan Tanjung Mas (5 Ha). Dalam upaya peningkatan kerjasama kolaborasi antara pihak PT. Adhiniaga Kreasinusa dan pengelola TNBBS dengan luasan 45.000 Ha dalam rangka peningkatan pengamanan dan konservasi kawasan TNBBS selama 5 tahun (2008-2013). Dalam sambutannya, beliau juga memberikan apresiasi dalam inisiasi kolaborasi pengelolaan kawasan konservasi antara pihak swasta dan pemerintah (Departemen Kehutanan) dan akan dijadikan model pengelolaan kolaborasi antara pihak swasta dan pemerintah.
Konservasi Harimau Sumatera. Lembaga Konservasi Ex-Situ yaitu Pusat Rehabilitasi Satwa, Rescue Centre Sumatran Tiger (RCST) di Enclave Pengekahan milik PT. Adhiniaga Kreasinusa menjadi jadwal kunjungannya yang pertama setelah tiba di airstrip Belimbing TNBBS, Menhut dan jajaran eselon I dan II, Asisten I Gubernur, Kapolda Lampung, Anggota DPR-RI dan tamu disambut oleh Kepala Balai Besar TNBBS yang didampingi pimpinan Artha Graha Network (Tommy Winata). Setelah melihat kondisi 2 pasang ekor Harimau Sumatera di RCST yaitu A1/Buyung, A4/Ucok, A5/Panti dan A6/Salma. Kondisi kesehatan ke empat harimau tersebut yang siap untuk dilepasliarkan adalah A1/Buyung dan A5/Panti, sedangkan yang tersisa masih harus mendapatkan perawatan dan pengembalian wildlife behavior. Kemudian rombongan meninjau lokasi dan berdiskusi tentang rencana Pelepasliaran Tahap II di daerah Penimbangan yang merupakan kawasan hutan tropis dataran rendah, sampai sore hari. Beliau sangat mendukung upaya penyelamatan harimau sumatera yang telah dilakukan di TNBBS, melihat semakin menurunnya populasi harimau sumatera yang berkisar + 300 ekor di hutan-hutan alam sumatera.
 
Selesai menikmati santap malam, Kepala Balai Besar TNBBS menyampaikan paparan tentang Pengelolaan TNBBS dan program kerja ke depan, sedangkan pihak TWNC lebih menekankan pada upaya yang sudah dan sedang dilaksanakan terkait dengan IPPA dan kerjasama kolaborasi dengan pihak TNBBS. Malam itu ditutup dengan Bapak Menteri melakukan Night Safari di sekitar airstrip dengan melihat langsung populasi Rusa Sambar dan Kerbau liar serta satwa nocturnal lain yang berada di sekitar TWNC.
 
Pelepasliaran penyu dan siamang serta penanaman. Walaupun pada hari jumat, sebelumnya jadwal acara pada harinya Bapak Menteri juga menyempatkan olahraga ringan disekitar Gust House Sumatera. Terdapat 11 ekor campuran penyu hijau dan sisik yang dilepas di pantai Teluk Belimbing berbagai ukuran, yang merupakan hasil penyerahan masyarakat nelayan yang terperangkap di jaring ikan mereka. Pelepasan 1 ekor Siamang Betina yang sudah terhabituasi di daerah Guest House dan Penanaman pohon di sekitar Guest House Belimbing.
 
Dalam kesannya sebelum meninggalkan kawasan Tambling TNBBS, Bapak Menteri Kehutanan menyatakan kekagumannya akan keindahan hutan TNBBS yang masih utuh dan masih lengkap ekosistem hayatinya. Selain sudah ditetapkan oleh UNESCO sebagai World Heritage Site yang dinamakan Tropical Rainforest Heritage of Sumatera sejak tahun 2004. Selain itu Harimau, Gajah dan Badak yang merupakan satwa kunci haruslah tetap menjadi prioritas dalam pembangunan dan pengelolaan hutan dan kehutanan di masa mendatang, yang merupakan habitat aselinya yang hanya tersisa di selatan Pulau Sumatera. Dengan tekanan social dan ekonomi yang tinggi terhadap keberadaan mereka di alam liarnya. Hal ini ditambah lagi, kenangan beliau semasa kecil yang masih bisa menikmati hidupan liar satwa disekitar tempat tinggalnya, dimana Prov. Lampung merupakan tanah kelahiran beliau.
 
Sekitar pukul 09.00 WIB (07/11/2009), Bapak Menteri Kehutanan dan rombongan bertolak dari Tambling guna menghadiri Acara Penyerahan Surat Keputusan Izin Usaha Pengelolaan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Rakyat seluas 12.000 hektar kepada perwakilan kelompok masyarakat usaha tanaman sengon di Kecamatan Tegineneng, Kab. Pesawaran, Lampung. Beliau juga menyempatkan meninjau langsung lokasi Cagar Alam Gunung Anak Krakatau dari udara.
 
*)Polisi Kehutanan Pelaksana Pemula pada Balai Besar TNBBS


Lampiran Foto :
     
  1. Kondisi Harimau Sumatera di Rescue Centre Sumatran Tiger dan Lokasi RCST (tampak dari atas)
 
b.      Pelepasliaran 1 ekor Siamang Betina di TWNC TNBBS oleh Menteri Kehutanan yang didampingi Kapolda Lampung, Anggota DPR-RI, Jajaran Eselon I dan II Dephut dan Pihak TWNC.
 
c.       Pelepasliaran 11 ekor Penyu Hijau dan Sisik di Pantai Teluk Belimbing TWNC TNBBS oleh Menteri Kehutanan yang didampingi Kapolda Lampung, Anggota DPR-RI, Jajaran Eselon I dan II Dephut dan Pihak TWNC.
              
d.      Penanaman pohon di TWNC TNBBS oleh Menteri Kehutanan yang didampingi Kapolda Lampung, Anggota DPR-RI, Jajaran Eselon I dan II Dephut dan Pihak TWNC.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAPPING DRONE : WORK FROM HOME (WFH) PRODUKTIF VIA ZOOM MEETING

Ditulis oleh : Mardiansyah Usman Bengkulu, 2 April 2020 Work From Home (WFH) Presiden Jokowi telah meminta segenap masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus corona dan penyakit Covid-19. Salah satu caranya, menurut Jokowi, adalah dengan memulai mengurangi aktivitas di luar rumah. "Saatnya kita kerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah," ujar Jokowi dalam konferensi pers di Istana Bogor. Menurut Jokowi, langkah ini perlu dilakukan agar penanganan Covid-19 bisa dilakukan dengan lebih maksimal. Istilah bekerja dari rumah juga dikenal dengan Work From Home (WFH). (Kompas, 15/3/2020). Apakah itu WFH?  Arti WFH atau bekerja dari rumah. Dalam persepsi yang lain, yaitu konsep dimana karyawan dapat melakukan pekerjaannya dari rumah. Bekerja dari rumah memberikan jam kerja yang fleksibel bagi karyawan dan pekerjaan mereka bisa selesai dengan mudah. Bekerja dari rumah juga sangat membantu untuk memberikan keseimbangan antara duni...

DRONE FOR ENVIRONMENT (Pemanfaatan Drone untuk Pengelolaan Lingkungan)

Ditulis : Mardiansyah Usman Bengkulu, 4 April 2020 Ilmu tidaklah sempurna, sebelum disebarkan dan diamalkan (Hikmat Ramdan, 2020) Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahat.   Kalimat populer tersebut bukanlah hadist, namun merupakan nasehat para salaf (islamedia.id). Ungkapan tersebut menjadi dasar dari ungkapan “ Lifelong learning ” atau pembelajaran seumur hidup. Jika kita mau mengamati, kehidupan di dunia ini seakan tidak pernah sepi dari kegiatan belajar, sejak mulai lahir sampai hidup ini berakhir. Menuntut ilmu tidak kenal hari libur, bisa formal maupun informal, dan tidak mengenal waktu ataupun usia. Siapapun, kapanpun dan dimanapun ilmu pengetahuan akan selalu ada disekitar kita. Perjalanan panjang meraih ilmu pengetahuan juga diiringi dengan pengalaman, maka bersabarlah. Dalam menghadapi kondisi wabah Covid19 di Kuartal I Tahun 2020 ini, kita harus taat pada aturan yang telah disampaikan bahwa dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 2...

DRONES FOR FOOD SECURITY (PEMANFAATAN DRONE UNTUK KETAHANAN PANGAN)

Ditulis oleh : Mardiansyah Usman Bengkulu, 5 April 2020. Ketahanan Pangan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan juga disebutkan bahwa ketahanan pangan nasional dimulai dari ketahanan pangan tingkat rumah tangga. Hal tersebut dapat diartikan bahwa pangan harus dapat diakses dengan mudah bagi rumah tangga. Berdasarkan data dari  The Economist Intelligence Unit  (EIU) pada tahun 2014 hingga 2018, Indeks Ketahanan Pangan di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pada tahun 2014 mencapai 46,5 indeks dan di tahun 2018 mencapai 54,8 indeks. Indeks ketahanan pangan di Indonesia terlihat membaik sepanjang tahun 2014 hingga 2018. Selain itu, sepanjang tahun 2014 sampai 2018 indeks ketahanan pangan secara global menurut data dari Global Food Security Index (GFSI) Indonesia berada pada peringkat ke 65 dunia dan peringkat ke-5 di ASEAN. Penilaian indeks ketahanan pangan terdiri dari empat aspek : Pertama,  affordability  te...